Ada dua ilmu yang mempelajari posisi benda langit yaitu ilmu astronomi (ilmu tas-yir) dan ilmu astrologi (ilmu ta’tsir).
Pertama: Ilmu astronomi (ilmu tas-yir)
Astronomi,
yang secara etimologi berarti “ilmu bintang” adalah ilmu yang
melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi
dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik
dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi),
juga proses yang melibatkan mereka.
Astronomi
adalah salah satu di antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir
masih memainkan peran aktif, khususnya dalam hal penemuan dan pengamatan
fenomena sementara. Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi,
ilmusemu yang mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan
letak benda-benda astronomis di langit. Meskipun memiliki asal-muasal
yang sama, kedua bidang ini sangat berbeda; astronom menggunakan metode
ilmiah, sedangkan astrolog tidak.[6]
Kedua: Ilmu astrologi (ilmu ta’tsir)
Astrologi
adalah ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tata surya
(planet, bulan dan matahari) dengan nasib manusia. Karena semua planet,
matahari dan bulan beredar di sepanjang lingkaran ekliptik, otomatis
mereka semua juga beredar di antara zodiak. Ramalan astrologi didasarkan
pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak.
Seseorang
akan menyandang tanda zodiaknya berdasarkan kedudukan matahari di dalam
zodiak pada tanggal kelahirannya. Misalnya, orang yang lahir awal
desember akan berzodiak Sagitarius, karena pada tanggal tersebut
Matahari berada di wilayah rasi bintang Sagitarius. Kedudukan Matahari
sendiri dibedakan antara waktu tropikal dan waktu sideral yang
menyebabkan terdapat dua macam zodiak, yaitu zodiak tropikal dan zodiak
sideral. Sebagian besar astrologer Barat menggunakan zodiak tropikal.
Di
bola langit terdapat garis khayal yang disebut dengan lingkaran
ekliptika. Jika diamati dari bumi, semua benda tatasurya (planet, Bulan
dan Matahari) beredar di langit mengelilingi lingkaran ekliptika.
Keistimewaan dari keduabelas zodiak dibanding rasi bintang lainnya
adalah semuanya berada di wilayah langit yang memotong lingkaran
ekliptika. Jadi dapat disimpulkan zodiak adalah semua rasi bintang yang
berada disepanjang lingkaran ekliptika. Rasi-rasi bintang tersebut
adalah:
1. Capricornus: Kambing laut
2. Aquarius: Pembawa Air
3. Pisces: Ikan
4. Aries: Domba
5. Taurus: Kerbau
6. Gemini: Si Kembar
7. Cancer: Kepiting
8. Leo: Singa
9. Virgo: Gadis Perawan
10. Libra: Timbangan
11. Scorpius: Kalajengking
12. Sagitarius : Si Pemanah[7]
2. Aquarius: Pembawa Air
3. Pisces: Ikan
4. Aries: Domba
5. Taurus: Kerbau
6. Gemini: Si Kembar
7. Cancer: Kepiting
8. Leo: Singa
9. Virgo: Gadis Perawan
10. Libra: Timbangan
11. Scorpius: Kalajengking
12. Sagitarius : Si Pemanah[7]
Hukum Mempelajari Ilmu Astronomi dan Ilmu Astrologi
Para ulama dalam menilai ilmu yang mempelajari kedudukan bintang ada dua pendapat:
Pendapat
pertama: Terlarang mempelajari posisi benda langit. Inilah pendapat
Qotadah dan Sufyan bin ‘Uyainah. Alasan mereka melarang hal ini dalam
rangka saddu adz dzari’ah yaitu menutup jalan dari hal yang dilarang.
Mereka khawatir jika kedudukan bintang tersebut dipelajari, akan
diyakini bahwa posisi benda langit tersebut bisa berpengaruh pada takdir
seseorang. Dan ini adalah penambahan dari tiga fungsi benda langit
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Pendapat
kedua: Tidak mengapa mempelajari posisi benda langit. Yang dibolehkan
di sini adalah ilmu tas-yir (ilmu astronomi). Inilah pendapat Imam
Ahmad, Ishaq bin Rohuyah dan kebanyakan ulama.
Pendapat
kedua inilah yang lebih tepat karena berbagai manfaat yang bisa
diperoleh dari ilmu astronomi dan tidak termasuk sebab yang dilarang.
Ilmu tas-yir (ilmu astronomi) memiliki beberapa manfaat. Di antaranya
bisa dipakai untuk kepentingan agama seperti mengetahui arah kiblat dan
waktu shalat. Atau untuk urusan dunia seperti mengetahui pergantian
musim. Ini semua termasuk ilmu hisab dan dibolehkan.[8]
Sedangkan
yang terlarang untuk dipelajari adalah ilmu yang pertama yang disebut
dengan ilmu ta’tsir (ilmu astrologi). Dalam ilmu astrologi, ada
keyakinan bahwa posisi benda-benda langit berpengaruh pada nasib
seseorang.[9] Padahal tidak ada kaitan ilmiah antara posisi benda langit
dan nasib seseorang. Inilah yang keliru.
Keyakinan Terhadap Zodiak dan Ramalan Bintang
Ada tiga macam keyakinan yang dimaksud dan ketiga-tiganya haram.
Pertama:
Keyakinan bahwa posisi benda langit yang menciptakan segala kejadian
yang ada di alam semesta dan segala kejadian berasal dari pergerakan
benda langit.
Keyakinan
semacam ini adalah keyakinan yang dimiliki oleh Ash Shobi-ah. Mereka
mengingkari Allah sebagai pencipta. Segala kejadian yang ada diciptakan
oleh benda langit. Pergerakan benda langit yang ada dapat diklaim
menimbulkan kejadian baik dan buruk di alam semesta. Keyakinan semacam
ini adalah keyakinan yang kufur berdasarkan kesepakatan para ulama.
Kedua:
Keyakinan bahwa posisi benda langit yang ada hanyalah sebagai sebab
(ta’tsir) dan benda tersebut tidak menciptakan segala kejadian yang ada.
Yang menciptakan setiap kejadian hanyalah Allah, sedangkan posisi benda
langit tersebut hanyalah sebab semata. Keyakinan semacam ini juga tetap
keliru dan termasuk syirik ashgor. Karena Allah sendiri tidak pernah
menjadikan benda langit tersebut sebagai sebab. Allah pun tidak pernah
menganggapnya punya kaitan dengan kejadian yang ada di muka bumi,
seperti turunnya hujan dan bertiupnya angin. Semua ini kembali pada
pengaturan Allah dan atas izin-Nya, dan sama sekali tidak ada kaitannya
dengan kedudukan benda langit yang ada. Allah hanya menciptakan bintang
untuk tiga tujuan sebagaimana telah dikemukakan di atas.
Ketiga:
Posisi benda langit sebagai petunjuk untuk peristiwa masa akan datang.
Keyakinan semacam ini berarti mengaku-ngaku ilmu ghoib. Ini termasuk
perdukunan dan sihir. Perbuatan semacam ini termasuk kekufuran
berdasarkan kesepakatan para ulama.[10]
Intinya,
ketiga keyakinan di atas adalah keyakinan yang keliru, walaupun hanya
menganggap sebagai sebab sedangkan yang menciptakan segala peristiwa
adalah Allah. Keyakinan semacam inilah yang tersebar luas di
tengah-tengah masyarakat muslim dalam majalah, koran, di dunia maya
seperti di situs jejaring sosial (Facebook dan Friendster). Sebagian
muslim masih saja mempercayai ramalan-ramalan bintang semacam zodiak
(Aquarius, Pisces, Sagitarius, dll). Mereka meyakini bahwa pasangan yang
cocok untuk dirinya adalah jika memiliki zodiak A, karena berdasarkan
ramalan zodiaknya. Jika dia memiliki pasangan dari zodiak C, maka boleh
jadi ada ketidakcocokan. Inilah perbuatan dosa yang sudah semakin
tersebar luas di masyarakat muslim.
Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Janganlah pernah bosan untuk
mempelajari Al Qur’an melalui tafsirnya walaupun hanya satu atau dua
ayat.
Artikel asli ditulis oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Dikutip dari http://rumaysho.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar